Balada Gelar di Belakang Nama


-Apalah arti sebuah nama-

Konon sih katanya klise, apa sih arti sebuah nama. Penting? Nggak penting? Kalo bagi saya pribadi sih penting. Nama menunjukkan identitas, nama berarti doa, nama berarti jati diri.

Sekarang, bagaimana dengan gelar? Iya bener, gelar akademik. Bukan gelar keturunan kerajaan atau gelar habis melakukan ibadah.

Sebagian besar orang menganggap gelar akademik itu penting banget, prestigius, menunjukkan kualitas seseorang, alat menjual diri ke perusahaan tempat bekerja, tingkat ketercapaian seseorang dalam belajar, de el el. Bener kok, nggak salah. Masalahnya, sudah sesuai tempat, situasi dan kondisikah dalam mencantumkan gelar?

Beberapa waktu yang lalu, saya ribut dengan mama papa saya. Tentu saja via telepon, saya di Indonesia bagian tengah dan beliau berdua di Indonesia bagian barat. Masalahnya sih nggak berat-berat amat : saya dan calon suami sepakat tidak mencantumkan gelar akademik di belakang nama kami berdua di acara pernikahan kami nanti sedangkan mama dan papa saya sebaliknya. Runyam? Iya.

Mama papa saya dari awal maunya kami mencantumkan gelar akademik kami berdua di acara pernikahan kami nanti. Mulai dari nama di undangan sampe penyebutan nanti di acara. Alasannya, kami berdua sudah lulus kuliah, sudah bekerja. Kuliah kami nggak main-main susahnya, 4 tahun berjuang dengan ancaman DO. Belum lagi kami menjadi kebanggaan keluarga besar dengan gelar akademik kami berdua, dan bla bla bla. Saya nggak hapal semua alasannya.

Sedangkan saya dan si abang sudah jauh-jauh hari sepakat tidak mencantumkan gelar akademik kami di belakang nama untuk acara-acara yang sifatnya tidak ada hubungan dengan akademik dan pekerjaan. Mengapa? Alesan kami simpel aja sih : Untuk apa? Pamer? Apa yang perlu dipamerkan? Toh kami berdua sama-sama masih diploma, kami berdua prestasinya biasa-biasa saja bahkan cenderung meranaaaaaaaa, kami berdua ipk nya di golongan hidup segan mati tak mau, kami berdua masih saja menjadi orang biasa. Lalu untuk apa penyebutan gelar akademik di belakang nama kami?

Kami ingin meniru orang-orang luar biasa yang seringkali hanya menyebutkan nama saja tanpa embel-embel gelar akademik mereka yang sepanjang gerbong kereta. Rasa-rasanya mereka keren, berilmu tapi tidak menunjukkan tingginya level ilmu mereka. Kami percaya, banyak dan dalamnya ilmu seseorang itu tidak terlihat dari gelar. Tapi apa daya, kita hidup di jaman semua orang mendewakan gelar. Tanpa peduli gelar itu darimana, gelar itu apa hakekatnya, gelar itu untuk apa.

Tanggapan si abang ketika saya curhat masalah ini sih tenang-tenang saja. Nanti ya kita bicarakan baik-baik sama mama papa kamu.

Fiyuh…..

Masa Kuliah

Masa Kuliah