Celoteh (Belum) Tengah Malam #3


Sudah lama saya tidak nguplek-uplek blog saya ini, palingan mampir sebentar cuma lihat berapa jumlah pengunjung hari ini (yang ternyata nggak naik-naik secara signifikan dari hari ke hari), setelah itu tutup lagi.

Mungkin bagi kalian yang sedikit peduli dengan saya akan bertanya, memangnya kenapa? Hahaha….alasan klasik saat mood sedang hancur-hancuran : malas. Kalo dibiarkan terus, bakalan nggak sembuh-sembuh. Makanya, ini nulis sedikit galau sekalian ngebersihin blognya biar nggak banyak sarang laba-laba ataupun tomcat *eh.

Cerita sedikit nih ya, bukannya mengkambinghitamkan, cuma cerita saja tentang kejadian-kejadian terakhir ini yang saya alami.

Akhir Februari, UAS semester 5 sudah selesai. Alhamdulillah, apapun hasilnya harus disyukuri bukan ? Setelah itu, sebelum bersibuk-sibuk ria, mama datang menjenguk saya di Jakarta (nanti selengkapnya akan saya post tulisannya, hal istimewa nih).

Awal Maret, PKL mulai merajalela. Dimulai dari pelatihan ini itu, penegasan kondef ini itu yang sampai PKL di lapangan pun nggak tegas-tegas , penempatan tugas PKL saya yang di KOTA yang mungkin indikator bahwa saya adalah orang yang “dalam tanda kutip ditempatkan di situ” , dan yang paling menyedihkan adalah liburan saya yang sangat jauh dari kata L-I-B-U-R-A-N. well….saya sudah agak emosi. calm down, baby. fiuhhhh…..

Minggu keempat bulan Maret, perkuliahan untuk semester 6 sudah dimulai. Tanpa pulang ke rumah + tanpa ketemu kelurga = tanpa semangat yang mencukupi. Ini harus mulai pontang-panting biar semangatnya menyala, kalo perlu nimbun bensin deh sebelum harganya naek bulan depan -,-“

Sebenarnya, lumayan banyak bahan tulisan yang bisa dituangkan di sini. Tentang 11 hari PKL. Rasanya beneran aneh dan seriusan konyol kalo PKL yang (semoga) sekali seumur hidup kuliah di sini tidak diabadikan dalam tulisan. Kalo diabadikan di foto sih sudah banyak, hehe….

Meskipun saya di PKL ini seperti kaum oposisi dengan pemerintah, tapi….yah, what can I do next, next and next? just silent and I’ll get nothing to explore and explain? No gain? Stuck in this point?besides the others can easily come and go….

Well well well….sepemberontak apapun saya, saya masih bisa mikir kalo di dalam hal ini saya juga harus memikirkan orang lain juga. Teman-teman satu angkatan sudah bekerja keras. Pantaskah saya diam apatis dan hanya berpangku tangan? Itu bukan saya. Sikap pemimpin harus berani di depan, harus berani mengalah, dan harus berani lebih merasakan “tekanan” dibandingkan yang dia pimpin.

Saya sudah ngantuk karena omongan saya sudah ngelantur kemana-mana, maklumlah tadi siang baru sajarally Jakarta-Puncak PP bonceng motor sama teman.

Selamat malam, selamat beristirahat.

Semoga besok pagi sudah ada niat untuk menulis blog dan menuangkan apa yang pantas untuk dituang di sini. Bismillahirrahmanirrahim.